Aspirin merukapan senyawa modifikasi dari asam salisilat. Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asetat. Aspirin termasuk kelompok senyawa glikosida, yang berguna sebagai antipiretik dan analgesik yang lebih sempurna dibandingkan dengan asam salisilat. Aspirin merupakan reaksi asetilasi, reaksi asetilasi merupakan reaksi menggabungkan gugus asetil kedalam suatu substrat yang sesuai. Gugus asetil adalah RCOO (dimana R = alkil atau aril).
Sintesis aspirin merupakan suatu proses dari esterifikasi. Yang dimaksud dengan esterifikasi disini adalah reaksi antara asam karboksilat dengan suatu alkohol membentuk suatu ester. Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan katalis H2SO4 sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus– OH dan– COOH. Karenanya,asam salisilat ini dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda yaitu reaksi asam dan basa. Reaksi dengan anhidrida asam asetat akan menghasilkan aspirin. Sedangkan reaksi dengan metanol akan menghasilkan metil salisilat. Titik leleh aspirin adalah di atas 70oC .Aspirin tidak larut dalam air. Hal ini dikarenakan asam salisilat adalah bahan baku aspirin, yang merupakan senyawa turunan asam benzoat dan asam lemah yang memiliki sifat sukar larut dalam air. Anhidrida asam asetat yang digunakan karena hasil esterifikasi fenol ini akan menghasilkan yang lebih baik jika digunakan derivat asam karboksilat yang lebih reaktif. Anhidrida asam asetat merupakan derivat yang lebih reaktif yang dapat menghasilkan ester asetat. Reaksi ini juga dilakukan pada air yang dipanaskan supaya mempercepat tercapainya energi aktivasi. Sedangkan pendinginan dimaksudkan dapat membentuk kristal, karena ketika suhu dingin, molekul-molekul aspirin dalam larutan akan bergerak lambat dan pada akhirnya terkumpul membentuk endapan melalui proses nukleasi (induced nucleation) dan pertumbuhan partikel.
Fessenden, R.J. and J.S. Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Sintesis aspirin merupakan suatu proses dari esterifikasi. Yang dimaksud dengan esterifikasi disini adalah reaksi antara asam karboksilat dengan suatu alkohol membentuk suatu ester. Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan katalis H2SO4 sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus– OH dan– COOH. Karenanya,asam salisilat ini dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda yaitu reaksi asam dan basa. Reaksi dengan anhidrida asam asetat akan menghasilkan aspirin. Sedangkan reaksi dengan metanol akan menghasilkan metil salisilat. Titik leleh aspirin adalah di atas 70oC .Aspirin tidak larut dalam air. Hal ini dikarenakan asam salisilat adalah bahan baku aspirin, yang merupakan senyawa turunan asam benzoat dan asam lemah yang memiliki sifat sukar larut dalam air. Anhidrida asam asetat yang digunakan karena hasil esterifikasi fenol ini akan menghasilkan yang lebih baik jika digunakan derivat asam karboksilat yang lebih reaktif. Anhidrida asam asetat merupakan derivat yang lebih reaktif yang dapat menghasilkan ester asetat. Reaksi ini juga dilakukan pada air yang dipanaskan supaya mempercepat tercapainya energi aktivasi. Sedangkan pendinginan dimaksudkan dapat membentuk kristal, karena ketika suhu dingin, molekul-molekul aspirin dalam larutan akan bergerak lambat dan pada akhirnya terkumpul membentuk endapan melalui proses nukleasi (induced nucleation) dan pertumbuhan partikel.
Reaksi pembuatan aspirin menurut (Fessenden, 1986), yaitu :
- Asam salisilat direaksikan dengan asam asetat anhidrat. Sehingga gugus alkanol pada asam salisilat akan bereaksi dengan gugus asetil pada asam asetat anhidrat dibantu dengan katalis H2SO4 sebagai penghidrasi.
- Gugus alkanol dan gugus asetil saling bertukaran tempat.
- Struktur dari asam salisilat berubah (-OH menjadi CH3COO-) yang disebut sebagai Asam Asetil Salisilat dengan nama dagang Aspirin dengan reaksi samping asam asetat.
MEKANISME ASPIRIN
- Anhidrida asetat menyerang H+
- Anhidrida asam asetat mengalami resonansi
- Anhidrida asam asetat menyerang gugus fenol dari asam salisilat
- H+terlepas dari –OH dan berikatan dengan atom O pada anhidrida asam asetat
- Anhidrida asam asetat terputus menjadi asam asetat dan asam asetilsalisilat
PERMASALAHAN
- Bella Veronica (A1C118098) Sebagaimana bentuk ester aromatik pada umumnya, aspirin mempunyai gugus rawan yang sangat peka dengan kata lain aspirin relatif tidak stabil terhadap pengaruh hidrolisis terhasifis asam spesifik dan basa spesifik. Mengapa aspirin relatif tidak stabil tapi masih digunakan sebagai bahan obat ?
- Wafiqah Alvia (A1C118047) Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan katalis H2SO4 sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus– OH dan– COOH. Mengapa Asam salisilat disebut sebagai asam bifungsional?
- Risa Novalina G (A1C118070) Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat. Pada pembuatan aspirin apa yang menyebabkan sehingga aspirin tidak larut dalam air ?
- Yupita Sri Rizki (A1C118071) Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan katalis 85% H3PO4 sebagai zat penghidrasi. Pertanyaan saya mengapa harus menggunakan katalis 85% H3PO4 sebagai penghidrasi?
- Dewi Mariana Elisabeth Lubis (A1C118029) Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH. Karenanya asam salisilat ini dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda yaitu reaksi asam dan basa. Apa yang terjadi jika H yang di serang oleh asam anhidrida ialah H yang di ikat oleh -COOH?.
- M Riski Dwi Putra (A1C118006) jelaskan mengapa dalam sintesis aspirin menggunakan anhidrida asetat daripada menggunakan asam asetat?
Video permasalahan pada kelompok 4 dapat dilihat pada link dibawah ini :
REFERENSI
Comments
Post a Comment